Minggu, 05 Oktober 2014

7 aktifitas manusia yang menggangu keseimbangan alam dan ekosistem



1.    Penebangan Dan Pembakaran Hutan

Kebutuhan akan kayu mengakibatkan manusia melakukan penebangan hutan secara besar-besaran. Jika pohon’’ di hutan ditebangi secara liar, tanah menjadi tidak terlindungi. Tanpa akar tumbuhan yang mampu menyangga tanah, maka tanah akan mudah longsor. Penebangan hutan secara liar juga mengakibatkan berkurangnya wilayah resapan air yang dapat menimbulkan banjir.
Kerusakan hutan dapat juga terjadi karena pembakaran hutan. Pembakaran hutan umumnya dilakukan untuk membuka lahan pertanian. Dapat menyebabkan sejumlah tumbuhan dan hewan mati, pencemaran udara, udara tidak sehat lagi untuk bernafas dan terganggunya transportasi darat, laut dan udara.
Penggundulan hutan dan pembakaran hutan juga dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Pemanasan global adalah suatu fenomena alam yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan bumi.
Hutan dikenal sebagai paru-paru dunia karena kemampuannya untuk menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Ketika wilayah hutan semakin berkurang terjadi peningkatan karbondioksida yang kemudian membentuk lapisan di atmosfer. Lapisan tersebut mampu menghalangi keluarnya panas dari bumi sehingga suhu permukaan bumi meningkat.

2.    Pembuangan Sampah Atau Limbah

Sampah atau limbah mengandung zat-zat  kimia yang berbahaya bagi makhluk hidup. Jika manusia membuang sampah atau limbah sembarangan misalnya disungai , maka sungai menjadi tercemar dan airnya tidak dapat digunakan. Akibatnya, makhluk hidup yang bergantung pada air sungai akan kesulitan mencari air bersih, padahal air bersih sangat diperlukan.
Pembuangan sampah sembarangan juga dapat merusak keindahan alam, alam akan semakin kotor akibat ulah tangan manusia yang sembarangan membuang sampah.
Pembuangan sampah atau limbah sembarangan dapat juga mengakibatkan penyakit.

3.    Perburuan Liar

Perburuan liar terhadap hewan dapat menyebabkan berkurangnya populasi hewan dihutan dan lama-kelamaan punah. Kepunahan beberapa hewan dapat mengakibatkan ganggunya keseimbangan alam. Sebagai contoh harimau sumatra banyak diburu untuk berbagai macam alasan, berkurangnya populasi harimau dapat mempengaruhi keseimbangan alam, dapat menyebabkan bertambahnya jumlah hewan’’ herbivora dihutan, akibatnya terjadi pesaingan hidup di antara hewan herbivora dalam pemenuhan kebutuhan makanannya, yaitu rumput. Rerumputan menjadi semakin susah didapat sehingga akhirnya hewan’’ tersebutpun akan mati kelaparan.
Keseimbangan alam dapat terpelihara jika manusia tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya.

4.    Pembangunan Industri

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia telah banyak mendirikan pabrik atau industri. Namun, akibat kegiatan industri tersebut lingkungan menerima dampak kerusakan yang tidak sedikit. Contoh kerusakkan yang ditimbulkan oleh industri...
a.     Industri’’ sering kali di bangun di wilayah pertanian produktif  seperti daerah persawahan dan ladang. Hal ini mengancam keseimbangan ekosisitem sawah dan ladang ada daerah tersebut.
b.     Limbah industri berua asa yang dibuang ke udara mengakibatkan menurunnya kualitas udara bersih di sekitar lingkungan pabrik.
c.      Industri’’ besar umumnyamemerlukan asokan air dalam jumlah besar. Oleh karena itu, industri’’ tersebut membuat sumur’’ bor yang berdaya sedot besar. Hal ini berakibat menyusutnya persediaan air tanah.

5.    Penambangan 

      Di indonesia usaha penambangan mengakibatkan 10% dari kerusakkan lingkungan hutan nasional. Metode penambangan terbuka (open pit) pada pertambangan emas telah mengubah hutan hujan lebat menjadi gurun tandus dan mati sehingga tidak ada lagi tumbuhan yang bisa hidup disana. Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang penambangan melarang pertambangan terbuka dilakukan di hutan lindung. Ironisnya, 90% dari penambangan terbuka dilakukan di hutan lindung.
    Selain menyebabkan rusaknya area hutan dan erosi, kegiatan pertambangan juga menyebabkan sungai menjadi keruh dan coklat akibat limbah yang dihasilkannya, zat kimia yaitu air raksa yng digunakan dalam proses  penambangan dapat membunuh ikan dan hewan lainnya yang hidup disungai.

6.    Penangkapan Ikan Secara Liar

a.     Penangkaan ikan dengan menggunakan pukat harimau
          Penggunaan pukat harimau untuk menangkap ikan telah dilarang oleh pemerintah kita. Hal ini dikarenakan pukat harimau dapat menjaring semua organisme laut dari yang besar sampai kecil, yang muda maupun dewasa. Hal tersebut dapat menimbulkan kepunahan hewan laut dan dapat menghambat proses regenerasi ikan. Produksi ikan lama kelamaan menurun dan nelayan tradisional menjadi berkurang penghasilannya.
b.     Penangkapan ikan saat musim kawin
          Saat musim kawin, banyak ikan dewasa siap melakukan perkembangbiakan. Penangkaan ikan pada musim kawin akan menghambat proses regenerasi ikan. Ikan yang tertangkap belum sempat berkembang biak sehingga sedikit jumlah ikan makin merosot. Bila cara ini terus berlanjut, produksi ikan akan terus menurun. Jenis ikan tertentu lama kelamaan bisa punah.
c.      Penangkaan ikan dengan menggunakan dinamit
          Penggunaan dinamit bertujuan untuk memperoleh ikan sebanyak-banyaknya. Ikan yang diperoleh dengan penggunaan dinamit memang berlimpah, tetai hal demikian akan membunuh ikan yang masih muda dan juga merusak terumbu karang disekitarnya. Himpunan terumbu karang di Indonesia diperkirakan seluas 60 ribu kilometer persegi dengan beragam jenis dan bentuk serta warna-warni yang indah. Namun, sebagian besar diantaranya telah rusak akibat penggunaan dinamit dalam penangkapan ikan.

7.    Penggunaan Pupuk dan Pestisida yang Berlebihan

         Pupuk merupakan zat tambahan yang diperlukan tanaman. Pupuk dapat berupa pupuk organik (berasal dari kotoran hewan) dan pupuk anorganik (dibuat dari bahan kimia)
Pupuk anorganik dan pestisida mengandung berbagai bahan kimia. Penggunaan pupuk anorganik ( contohnya urea dan ZA) maupun pestisida (contohnya DDT) yang berlebihan dapat menimbulkan bencana. Kandungan zat kimia pada tanaman tidak saja racun bagi hama tanaman, tetapi juga bagi manusia yang memakan hasil tanaman tersebut. Kandungan zat kimia pada tanah dapat terbawa oleh air hujan ke sungai. Disungai, zat’’ berbahaya ini dapat pula membunuh makhluk hidup yang ada di air. Ekosistem perairan pun menjadi rusak.
         DDT (Dikloro Difenil Trikloetana)biasanya digunakan untuk membunuh serangga. DDT tidak larut di dalam air, tetapi mudah larut dalam lemak dan jaringan lemak sehingga peredarannya di lingkungan melalui rantai makanan. Penumpukkan kandungan DDT di dalam tubuh dapat berbahaya, misalnya menyebabkan kelemahan otot dan kejang-kejang bahkan kematian.

#langkah kaki#
    

0 komentar:

Posting Komentar