1. Penebangan
Dan Pembakaran Hutan
Kebutuhan akan kayu mengakibatkan manusia melakukan
penebangan hutan secara besar-besaran. Jika pohon’’ di hutan ditebangi secara
liar, tanah menjadi tidak terlindungi. Tanpa akar tumbuhan yang mampu menyangga
tanah, maka tanah akan mudah longsor. Penebangan hutan secara liar juga
mengakibatkan berkurangnya wilayah resapan air yang dapat menimbulkan banjir.
Kerusakan hutan dapat juga terjadi karena pembakaran
hutan. Pembakaran hutan umumnya dilakukan untuk membuka lahan pertanian. Dapat
menyebabkan sejumlah tumbuhan dan hewan mati, pencemaran udara, udara tidak
sehat lagi untuk bernafas dan terganggunya transportasi darat, laut dan udara.
Penggundulan hutan dan pembakaran hutan juga dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global. Pemanasan global adalah suatu fenomena
alam yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan bumi.
Hutan dikenal sebagai paru-paru dunia karena kemampuannya
untuk menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Ketika wilayah hutan
semakin berkurang terjadi peningkatan karbondioksida yang kemudian membentuk
lapisan di atmosfer. Lapisan tersebut mampu menghalangi keluarnya panas dari
bumi sehingga suhu permukaan bumi meningkat.
2.
Pembuangan Sampah Atau
Limbah
Sampah
atau limbah mengandung zat-zat kimia
yang berbahaya bagi makhluk hidup. Jika
manusia membuang sampah atau limbah sembarangan misalnya disungai , maka sungai
menjadi tercemar dan airnya tidak dapat digunakan. Akibatnya, makhluk hidup
yang bergantung pada air sungai akan kesulitan mencari air bersih, padahal air
bersih sangat diperlukan.
Pembuangan
sampah sembarangan juga dapat merusak keindahan alam, alam akan semakin kotor
akibat ulah tangan manusia yang sembarangan membuang sampah.
Pembuangan
sampah atau limbah sembarangan dapat juga mengakibatkan penyakit.
3.
Perburuan Liar
Perburuan liar terhadap hewan dapat menyebabkan
berkurangnya populasi hewan dihutan dan lama-kelamaan punah. Kepunahan beberapa
hewan dapat mengakibatkan ganggunya keseimbangan alam. Sebagai contoh harimau
sumatra banyak diburu untuk berbagai macam alasan, berkurangnya populasi
harimau dapat mempengaruhi keseimbangan alam, dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah hewan’’ herbivora dihutan, akibatnya terjadi pesaingan hidup di antara
hewan herbivora dalam pemenuhan kebutuhan makanannya, yaitu rumput. Rerumputan
menjadi semakin susah didapat sehingga akhirnya hewan’’ tersebutpun akan mati
kelaparan.
Keseimbangan alam dapat terpelihara jika manusia tidak
melakukan perusakan terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya.
4.
Pembangunan Industri
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia telah banyak
mendirikan pabrik atau industri. Namun, akibat kegiatan industri tersebut
lingkungan menerima dampak kerusakan yang tidak sedikit. Contoh kerusakkan yang
ditimbulkan oleh industri...
a. Industri’’ sering kali di bangun di wilayah pertanian
produktif seperti daerah persawahan dan
ladang. Hal ini mengancam keseimbangan ekosisitem sawah dan ladang ada daerah
tersebut.
b. Limbah industri berua asa yang dibuang ke udara
mengakibatkan menurunnya kualitas udara bersih di sekitar lingkungan pabrik.
c.
Industri’’ besar
umumnyamemerlukan asokan air dalam jumlah besar. Oleh karena itu, industri’’
tersebut membuat sumur’’ bor yang berdaya sedot besar. Hal ini berakibat
menyusutnya persediaan air tanah.
5.
Penambangan
Di indonesia
usaha penambangan mengakibatkan 10% dari kerusakkan lingkungan hutan nasional.
Metode penambangan terbuka (open pit) pada pertambangan emas telah mengubah
hutan hujan lebat menjadi gurun tandus dan mati sehingga tidak ada lagi
tumbuhan yang bisa hidup disana. Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang
penambangan melarang pertambangan terbuka dilakukan di hutan lindung.
Ironisnya, 90% dari penambangan terbuka dilakukan di hutan lindung.
Selain menyebabkan rusaknya area hutan dan erosi,
kegiatan pertambangan juga menyebabkan sungai menjadi keruh dan coklat akibat
limbah yang dihasilkannya, zat kimia yaitu air raksa yng digunakan dalam
proses penambangan dapat membunuh ikan
dan hewan lainnya yang hidup disungai.
6. Penangkapan Ikan Secara Liar
a. Penangkaan ikan dengan
menggunakan pukat harimau
Penggunaan pukat harimau untuk
menangkap ikan telah dilarang oleh pemerintah kita. Hal ini dikarenakan pukat
harimau dapat menjaring semua organisme laut dari yang besar sampai kecil, yang
muda maupun dewasa. Hal tersebut dapat menimbulkan kepunahan hewan laut dan
dapat menghambat proses regenerasi ikan. Produksi ikan lama kelamaan menurun
dan nelayan tradisional menjadi berkurang penghasilannya.
b. Penangkapan ikan saat
musim kawin
Saat musim kawin, banyak ikan dewasa
siap melakukan perkembangbiakan. Penangkaan ikan pada musim kawin akan
menghambat proses regenerasi ikan. Ikan yang tertangkap belum sempat berkembang
biak sehingga sedikit jumlah ikan makin merosot. Bila cara ini terus berlanjut,
produksi ikan akan terus menurun. Jenis ikan tertentu lama kelamaan bisa punah.
c.
Penangkaan ikan dengan menggunakan dinamit
Penggunaan dinamit bertujuan untuk
memperoleh ikan sebanyak-banyaknya. Ikan yang diperoleh dengan penggunaan
dinamit memang berlimpah, tetai hal demikian akan membunuh ikan yang masih muda
dan juga merusak terumbu karang disekitarnya. Himpunan terumbu karang di
Indonesia diperkirakan seluas 60 ribu kilometer persegi dengan beragam jenis
dan bentuk serta warna-warni yang indah. Namun, sebagian besar diantaranya
telah rusak akibat penggunaan dinamit dalam penangkapan ikan.
7. Penggunaan Pupuk dan Pestisida yang Berlebihan
Pupuk
merupakan zat tambahan yang diperlukan tanaman. Pupuk dapat berupa pupuk
organik (berasal dari kotoran hewan) dan pupuk anorganik (dibuat dari bahan
kimia)
Pupuk anorganik dan pestisida mengandung berbagai bahan
kimia. Penggunaan pupuk anorganik ( contohnya urea dan ZA) maupun pestisida
(contohnya DDT) yang berlebihan dapat menimbulkan bencana. Kandungan zat kimia
pada tanaman tidak saja racun bagi hama tanaman, tetapi juga bagi manusia yang
memakan hasil tanaman tersebut. Kandungan zat kimia pada tanah dapat terbawa
oleh air hujan ke sungai. Disungai, zat’’ berbahaya ini dapat pula membunuh
makhluk hidup yang ada di air. Ekosistem perairan pun menjadi rusak.
DDT (Dikloro Difenil Trikloetana)biasanya
digunakan untuk membunuh serangga. DDT tidak larut di dalam air, tetapi mudah
larut dalam lemak dan jaringan lemak sehingga peredarannya di lingkungan
melalui rantai makanan. Penumpukkan kandungan DDT di dalam tubuh dapat
berbahaya, misalnya menyebabkan kelemahan otot dan kejang-kejang bahkan
kematian.
#langkah kaki#
0 komentar:
Posting Komentar